Langsung ke konten utama

You Know by Do It



Aku mau share sedikit.
Aku kepikiran tentang membuat kue beberapa hari yang lalu. Awalnya, aku tahu aku nggak bisa bikin kue, sampai akhirnya, aku mencoba untuk buat kue sendiri.
Dari kue kukus sampai akhirnya kue panggang karena dapat hibah-an oven, beberapa kali sering gagal, entah itu bantet, nggak ngembang, gosong, atau bagian tengah masih basah sementara pinggirnya sudah terlalu kering.
Aku mencari apa-apa saja kesalahan yang membuat kue ini nggak sempurna.
Dari info yang aku dapat, entahkah membaca, bertanya, sampai melihat prakteknya langsung pada pakarnya, akhirnya aku mendapati beberapa hal sepele yang ternyata penting.
Telur tidak boleh langsung digunakan ketika keluar dari kulkas, rendam dalam air biasa dahulu, kalau nggak, kuenya nggak ngembang.
Wadah tidak boleh basah dengan air, terutama putih telur yang mau dikocok, jika wadahnya basah, putih telur tidak akan mengembang.
Alat panggang harus dipanaskan hingga mencapai suhu yang diinginkan baru adonan dimasukkan, api tidak boleh besar (jika menggunakan kompor), dan aku sering karena nggak sabar membesarkan api, yang berakhir dengan gosong.
Satu lagi, semua bahan harus ditakar dengan tepat, tidak boleh berlebih dan kekurangan.
Dan terakhir, sedikit banyaknya ini mempengaruhi, mood saat membuat akan menentukan hasil akhir kue-nya.
Dan kesimpulan dari semua info ini nggak akan pernah aku dapet, nggak pernah aku tahu, kalau aku nggak pernah coba buat kue, even beberapa kue yang ‘gagal’ bukanlah langkah gagal, itu hanyalah cara yang tidak dapat digunakan supaya aku akhirnya dapat menemukan cara yang benar.
Aku pernah dibilang, bagaimana kamu tahu caranya berenang? Yah berenanglah. Kamu nggak akan tahu kamu bisa berenang atau nggak, kalau kamu tetap mengamati saja di pinggir kolam renang. Aku sempet bingung, bingung, dan bingung, dan akhirnya aku dapati, aku perlu melakukan hal yang aku bingung itu (setelah bertanya dan mendapat pengarahan yang tepat), supaya aku tahu aku sudah paham atau belum. Aku nggak pernah tahu bisa mengerjakan suatu soal saat ujian kalau aku hanya bingung dan belum mempelajarinya.
Oke, mungkin terlalu teoritis, tapi hal ini juga masih dalam perenungan aku supaya aku lebih memahami bagian-bagian mana yang aku sendiri bingung. Ini aja yang aku mau share.
Our greatest weakness lies in giving up. The most certain way to succeed is always to try just one more time.
Many of life's failures are people who did not realize how close they were to success when they gave up.



ADIOS.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...