Udah
seminggu lagi aja yah, berlalu dengan cepat. Setelah direnungkan, mau dibawa
kemana hidup ini?
Aku mau
curhat, nggak curhat juga sih, cuma komentar nggak penting karena toh ini juga
nggak dibaca, kan?
Sedikit
sedih melihat umur, sebenarnya biasa aja sih. Cuma desakan dari orang sekitar. Aku
sebel banget kalau ada yang bahas soal pernikahan mengenai aku. Padahal, please banget, nikah itu sesuatu yang
pasti, nggak tahu kapan, calonnya siapa, itu nanti. Yang pasti aku akan inget
untuk nikah. Nikah kan bukan mainan yang hari ini happy, besok bosen bisa ninggalin, kaya mainan. Nikah itu bukan
asal ambil calon karena tampilan luarnya oke, karena packaging nya kelihatan mewah, nikah bukanlah sesederhana itu…juga
bukan seruwet yang dibayangkan. Slow aja,
ikutin dulu kondisi yang ada sekarang.
Aku masih
muda, masih pingin lanjutin sekolah sampai entah es berapa, es teler kali yah…pikiran
tentang membangun rumah tangga sekarang? Nggak dulu, aku ngomong ini dengan
sungguh.
Soal
siap atau nggak, itu bukan urusan aku, toh kalau Tuhan sudah mengaturkannya
buat aku, DIA sendiri yang bakal mempersiapkan. Jadi kenapa sih orang-orang
harus ikut sibuk dan repot, mengenai calon dan paksaan. Soal bekerja aja, aku
masih meniti karier, masih belajar, masih anak baru kemarin, masih bau kencur.
Sedih
banget saat dikira AKU YANG NGEBET NIKAH!!! Duh, okelah. Aku pernah bilang ke
dosbing, aku harus lulus 3,5 tahun soalnya habis lulus aku mau nikah. Lah, apa
yang salah dengan kalimat aku?
Toh,
aku harus lulus 3,5 tahun biar aku bisa cepet dapet pengalaman kerja, cepet
menyelesaikan S2, S3, berbagai ilmu dipelajari, mengaplikasikannya, lantas
nikah. Lah, bener dong, habis lulus nikah? Lulus gelar doctor, lulus jadi calon
menantu yang baik dan benar, lulus jadi calon istri, dan itu semua kan butuh
waktu buat persiapan dan berlatih.
Nggak
salah kan? Orang-orang aja yang salah nangkep. Kalau aku bilang besok, bakalan
besok banget? Besok itu bisa aja berarti besok setelah tanggal 1 Januari 2017
kan? Oke, kalau merasa ngawur, ini memang ngawur sih. Nggak mungkin orang
ngomong harus detail banget, walau kadang itu perlu, atau ngomong harus ada
catatan hitam diatas putih, kan?
Whatever,
aku beneran mulai lelah untuk mendengar hal nggak penting, walau mendengar
nggak akan bisa dihindari soalnya aku nggak mau jadi sesosok pribadi yang tuli.
Yang jelas, aku akan lebih fokus pada apa yang harus aku DENGARKAN.
Akhir
kata,
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar