‘Manja’
is a strong word.
Sebenarnya
judul ini diadaptasi dari kata-kata senior waktu dia berantem sama pacarnya
(jadi ceritanya senior itu curhat) dan kata manjanya itu bukan manja, tapi
sesuatu kata yang kasar.
Jadi
ceritanya hari Jumat itu ada ‘quality time’ antara aku, temanku, dan seseorang.
Karena aku ini emang udah jarang banget jalan, nggak sering tahu jalan,
kemana-mana emang kerjaannya diantar (kalau pergi jarak jauh), dan kebiasan
tidur selama perjalanan entah itu di bus, kereta, mobil, pesawat, kapal laut,
dan (kadang) motor sekalipun. Inilah yang menjadi penyebab aku ‘gagap jalan’, ‘peta
buta’, dll.
Dan
ada satu percakapan kilat yang buat aku sedikit tersentak
“Kamu
nggak tahu jalan? Kamu manja yah, jalannya ke mall terus sih…”
Gleg… aku sedikit kaget.
Terus
aku tanya ke saudara aku, “Emang aku ini manja yah?”
“Siapa
Le yang bilang?”
“Ya
adalah seseorang?”
“Orang
yang bilang kamu manja berarti nggak kenal kamu. Dia ngomong begitu karena dia
nggak kenal kamu.”
Aku
ngangguk-ngangguk.
Kata
manja itu mengandung makna yang cukup dalam.
Aku
ingat banget waktu aku kelas 6 SD dan kakak aku kelas 3 SMP, kita sekolah di
sekolah yang sama dan pulang bareng. Suatu hari, teman kakak aku godain aku,
terus aku ngadu ke kakak pake nangis. Kakak langsung marahin temennya. Dan saat
itu juga karena kita bertiga di TKP yang sama, temen kakak aku bilang, “Adek lo
manja banget!”
Gleg… aku tertegun.
Iya,
aku manja. Aku cengeng. Aku sensitive. Dulu, DULUUUU banget!
Setelah
itu aku sadar, seandainya kakak aku udah nggak satu sekolah lagi karena sekolah
kami ini nggak punya SMA, jadi setelah lulus SMP, semua hengkang masing-masing
ke SMA yang mereka pilih. Dan…aku nggak punya ketek untuk berlindung lagi. Siapa
yang bakal aku andalkan? No one.
Jadi
mulai saat itu, karena suatu kata MANJA, aku nggak akan mau lagi jadi si anak
ingusan yang gampang nangis, tukang ngadu, dan lemah! Never again!
Sejak
saat itu aku mandiri. Sewaktu SMP dan kakak aku SMA di daerah Kota, sementara
aku masih di SMP yang sama mengikuti jejak kakak aku itu, aku tetap aja
tergabung dalam geng cupu, pasukan bodrex, si kutu buku, murid teladan yang
disukai guru, anak baik-baik yang alim…
Tapi
satu hal yang membuat aku yakin aku sudah cukup kuat buat bertahan sendiri dan
lepas dari label ‘Manja’ adalah karena aku pernah berantem sampai adu suara
sama senior cowok lantaran dia jahatin temen aku, pernah juga berantem sama
temen cowok gara-gara ngomong yang nggak-nggak tentang aku dan keluarga.
People judge because they know but not
understand other people’s real condition.
Akhirnya,
tibalah masa memilih SMA, dan sudah bisa ditebak, aku disuruh mengikuti jejak
kakak aku, bersekolah di SMA yang sama seperti kakakku dulu. Tapi aku ganti
haluan, dengan bermodal nekat, aku milih SMA jupan yahud dan nggak nyesel
setelah sekolah di sana. Aku bisa naik angkot sendiri sampai akhirnya aku punya
SIM dan dibelikan motor sendiri. Yep! Aku berkendara motor sendiri di usia muda
belia dan aku seorang perempuan.
That’s all tentang kata ‘Manja’ yang
cukup bikin gleg sekejap, but, it’s OK.
Manja
ataupun nggak manja, this is me.
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar