“Mulut
kamu cuma satu, jadi hati-hati menggunakannya. Kalau telinga kamu tuli sebelah,
kamu masih bisa mendengar dengan sebelahnya. Kalau mata kamu buta sebelah, kamu
masih bisa melihat dengan sebelahnya. Kalau tangan kamu buntung atau kaki kamu
timpang sebelah, kamu masih bisa melakukan kerja dengan sebelahnya. Mulut itu cuma
satu, jadi kalau itu tak bisa digunakan, tak ada gantinya. Lagipula, bukan apa
yang najis yang masuk ke mulut, tapi apa yang keluar dari mulut itulah yang
menajiskan orang, sebab apa yang keluar dari mulut, meluap dari hati. Di hati
itu bisa timbul segala macam yang pikiran dan tindakan yang jahat.”
Aku tertegun sejenak ketika merrenungkan kata-kata
itu. Eh iya juga yah. Sering banget orang itu bersalah karena ucapan mulutnya, berkata
sembrono yang akhirnya kejadian sesuai apa yang diucapkannya itu, padahal asal
sebut sebenarnya. Atau menceritakan kebohongan dan kepalsuan yang berujung
fitnah, juga mulut yang melakukan. Belum lagi keluar kata-kata kasar dan
ejekan, juga dari mulut.
Kalau kata Kitab Tua sih, lidah itu adalah anggota
mulut yang kecil, tapi bisa bertindak seperti api kecil yang kemudian dapat
membakar hutan yang besar. Kalau semua binatang liar aja bisa dijinakkan, namun
tidak ada yang mampu menjinakkan lidah itu, seolah ia adalah sesuatu yang buas
dan beracun mematikan.
Tapi masih banyak ditemukan. Satu lidah disuatu
kondisi memuji Tuhan, disatu sisi malah mengutuk. Mungkinkah satu lidah
mengeluarkan berkat dan kutuk? Apa mungkin sumber memancarkan air tawar dan air
pahit dari mata air yang sama? Atau apakah mungkin pohon ara menghasilkan buah
zaitun, atau pohon anggur menghasilkan buah ara? Karena itu, hal seperti itu
tidak boleh terjadi demikian.
ADIOS.
Maka gunakanlah semua seperlunya...
BalasHapusgunakan semua demi sesuatu yang bermanfaat, jauhkan dari yang buang2 waktu :)