Waktu itu aku sedang berkomunikasi dengan seorang teman
melalui sms. Kita membicarakan mengenai tingkatan hubungan dalan kehidupan ini.
mulai dari lumut, tahu, kenalan, teman, sampai sahabat.
Saat temanku bertanya tentang siapa dia, apakah sudah
sampai tahap sahabat, aku bingung mau menjawabnya apa. Masalahnya kalau
menjawab tidak, tak enak nantinya, kalau menjawab iya, erggg...
Gini, sahabat itu dalam konteks biasa memang teman deket,
sering bareng-bareng, kemana-mana bareng, ikut acara bareng, nyusun jadwal
bareng, pokoknya menempatkan waktu dan kegiatan bersama-sama. Bukan hanya itu
saja, jadi tempat curhat, sharing masalah, berbagi cerita, suka dan duka.
Tapi...
Bagiku, bukan sekedar itu saja. Kalau konteksnya itu,
sahabat bisa jadi siapa saja, dengan sogokan uang mungkin, mungkin loh, akan
bisa mendapat ‘sahabat’ dalam definisi itu.
Sahabat itu adalah orang yang selalu ada 24 jam/ 7 hari. Sahabat
itu adalah orang yang selalu bisa dicurhatin, nggak akan ngeluh tentang
kelemahan kita, adalah orang yang selalu siap sedia menolong kapanpun, adalah
dia yang marah kalau kita udah aneh-aneh, selalu bisa menasihati kita, nggak
akan takut kalau kita marah karena telah memberi tahu sesuatu yang benar pada
kita, dan yang terakhir dan yang paling vital tentang sahabat ialah, dia yang
rela mati buat kamu.
Ini nih yang aku anggap sahabat, maka itu aku bingung
kalau menjawab iya, yah seperti itu.
Satu, ada Satu yang mau dan telah mati bagiku. Dia-lah
yang menjadi sahabatku. Dia memenuhi kriteria diatas, semuanya, nggak ada yang miss satupun.
Dia namanya YESUS KRISTUS.
ADIOS
Komentar
Posting Komentar