Setelah
berimajinasi sejenak, aku memikirkan tentang waktu. Terkadang ketika manusia
ingin mencoba sesuatu yang baru karena keingintahuannya dapat mengakibatkan dua
hal. Pertama, keadaan akan membaik. Kedua, keadaan akan menjadi buruk. Kedua
hal ini dapat bertukaran suatu saat nanti.
Ketika sesuatu
menjadi baik, kemudian manusia lupa akan kesulitan yang lalu, lupa bersyukur.
Ketika keadaan menjadi buruk, manusia akan mengeluh dan mengatakan bahwa masa
lalu lebih baik, lalu menyesal.
Setelah menyesal,
lalu apa yang akan dilakukannya?
Manusia, tentu
saja, tak dapat memutar ulang kembali waktu yang telah lalu. Mereka tak dapat
mengulangi untuk memperbaiki tindakan dari permasalahan apa yang telah terjadi
dalam hidupnya. Tapi menurut pendapatku, manusia bisa saja memperbaikinya.
Ada dua cara.
Pertama,
memperbaiki apa yang salah dalam dirinya, lalu hubungannya dengan sesama dan
lingkungan, dan berubah menjadi lebih baik.
Cara pertama ini
memang sulit dilakukan. Butuh tenaga ekstra dan mental baja untuk menghadapi
semua kepahitan pada awalnya.
Cara kedua yaitu,
bertahan. Membiarkan semuanya berlalu seperti itu saja karena merasa diri tak
mampu memperbaikinya, tidak diberi kesempatan untuk perbaikan, maupun kerusakan
parah dari situasi yang ada. Bertahan disini maksudnya yaitu sampai tiba
waktunya nanti, mengubah semua keadaan yang ada. Hidup di lingkungan baru,
orang-orang baru, kebudayaan baru, bahasa baru, memiliki sikap adaptasi yang
baru, dan cara hidup yang baru.
Aku menamakan ini
me reset waktu. Waktumu yaitu pengulangan
kembali hidupmu tanpa perlu merubah kehidupan lama yang kini menjadi kenangan,
menjadi sebuah pengalamanmu untuk belajar. Belajar bersosialisasi, bertingkah,
berbicara, menahan amarah dan sabar, belajar mengasihi, belajar mengampuni dan
meminta maaf sebagai kerendahan hati.
That’s all .
Terimakasih sudah
membaca sampai sini.
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar