Langsung ke konten utama

Pertanyaan ini dan itu



Aku menemukan diri aku itu terlalu care sama lingkungan di sekeliling aku. Bagus?
Jatohnya jadi over care, over protective, cerewet, bawel, aneh, terlalu khawatir, and bla bla bla
Dan lebih parahnya lagi karena dengan kondisi seperti itu, aku jadi capek sendiri, kecewa sendiri ketika standar yang aku pasang terlalu tinggi dan tidak ada atau lebih tepatnya belum ada yang mencapai target tersebut.
Terlalu baper… bawa perasaan.
Padahal sudah nggak boleh.
Tadi pagi aku melihat anak seumuran adik aku, bawa jualan dan sepertinya tinggal sisa.
Aku Cuma ngebayangin, wah betapa beruntungnya aku, adikku, karena kami untuk biaya hidup dan sekolah nggak perlu mengeluarkan ekstra tenaga dan waktu. Bagaimana dengan anak itu? Apakah ia membantu orangtuanya? Untuk apa? Biaya sekolahnya sendiri? Bagaimana makannya? Di mana rumahnya? Dan serribu macam pertanyaan lain terlintas hanya karena satu adegan kecil yang aku lihat.
Aku terlalu repot dengan pikiran dan imajinasiku sendiri.
Mungkin saja, dia memang malas atau punya kelainan untuk belajar, sehingga putus sekolah. Mungkin dia diasuh di lingkungan keluarga yang tidak tepat. Bisa jadi karena pergaulan di lingkungan sekitarnya.
Dan aku merasa miris. Beryukur. Karena aku masih bisa menikmati nikmat dan karunia dari Tuhan. Bisa duduk nyaman di dalam kendaraan ber-AC. Bisa jalan dan makan secukupnya. Mencukupkan diri pada kebutuhan hari itu.
Sudahlah…
Aku kembali melajukan kendaran bermotor yang aku tumpangi dan melalui hari itu dan coba mengabaikan ke ironi-san yang ada. Tapi tidak bisa…
ADIOS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...