Orang
bilang aku gila, gila dalam artian melakukan hal-hal yang nggak wajar,
abnormal, diluar dari kebiasaan orang pada umumnya…
Bagiku,
menjadi ‘orang gila’ itu baik. Setidaknya aku tidak bodoh.
Einstein,
Thomas A. Edison, Marie Curie, atau penemu-penemu lainnya sempat dilecehkan,
disisihkan, dianggap gila karena nyentrik, tapi toh mereka keluar menjadi pemenang-pemenang, pribadi-pribadi unggul
yang do something, create something that
usefull for this life. Sementara, orang-orang NORMAL yang mengatai hal itu?
Jangankan tercatat dalam sejarah, mereka saja tidak dikenal, bahkan debu tanahnya
ketika mati sudah tak ada lagi, kenang-kenangan terhadap mereka pun tak ada. Betapa
sia-sianya hidup.
Tentang
berbeban berat…
Setiap
orang hidup pasti punya beban, karena tinggal di Jakarta yang dataran rendah
saja, tiap orang memiliki tekanan udara sebesar 1 atm. Jika tidak merasakan
tekanan tersebut, barangkali orang tersebut sudah mati. Hal yang membedakan
seseorang yang memiliki beban dan tertekan, dengan seseorang yang memiliki
beban dan tidak tertekan adalah dapat dengan bijaksana memilah mana yang perlu
dan tak perlu untuk dianggap sebagai beban. Jujur, saya memang nggak punya
pikiran yang lebih berat dari orang-orang lain, soalnya saya (lagi) belajar
untuk memilah mana yang perlu untuk saya urusi, mana informasi yang penting,
mana yang tidak. Jadi, tidak salah ketika memang dikatakan beban saya nggak
lebih berat dari siapapun, memang.
Supaya
saya bisa terbang lebih tinggi, seperti rajawali kan yang nggak pernah
menganggap bobot tubuhnya jadi masalah, justru ia mencari cara bagaimana
memanfaatkan tubuhnya yang besar menjadi penguasa burung di langit. That’s it!
Saya
mau bangun, bangkit dari keterpurukan saya, balik ke siapa saya ketika di awal
saya tahu apa yang benar. Nggak semestinya dan nggak seharusnya, apapun
pengalih perhatian dapat menghalangi langkah saya untuk mencapai tujuan yang
diamanahkan kepada saya. Apapun, dan siapapun! Seharusnya, tekad saya ini saya
renungkan dalam, saya aplikasikan, seharusnya…
Saya
perlu satu tingkah langkah agar permainan lomba bakiak ini, kami, bisa keluar
menjadi pemenang dan mencapai garis finish bersama meski sepanjang proses
perjalanan tidak jarang terjatuh, tidak sedikit luka di tubuh, tapi tetap
langkah itu maju!
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar