Saya tidak bingung mengapa saya ditempatkan di tempat itu, ketika
berbagai gaya sudah saya jalani dan belum ada yang betul-betul klop, saya tidak
merasa ini juga tempat yang tepat, karena tempat yang tepat adalah ketika kami semua
berkumpul bersama.
Saya tidak terlalu bingung, apalagi kagum, dengan pemahaman dimana “Kalau
kamu nggak peduli, kenapa saya harus peduli.” Juga tentang prinsip, “Kamu nggak
mau bantu? Oke, saya bisa kerjakan sendiri.” Sama saja dengan konsep kami,
bukan aku dan kamu, ada nggak adanya kamu, nggak masalah.
Mencapai suatu titik yang disebut kebenaran, katamu. Lalu kataku, apa
kau sudah menemukan kebenaran itu? Sebab kalau ada banyak kebenaran, pastilah
itu kebohongan. Kebenaran hanya satu, dan yang lainnya bohong. Kebohongan itu
banyak, kalau semuanya bohong, berarti tidak ada kebenaran di sana.
Saya tidak bingung dengan konsep berpikir untuk mencapai suatu tujuan. Karena
memang hidup itu harus ada tujuan yang ingin dicapai. Semisalnya saja tujuan
untuk memperoleh keselamatan.
Mungkinkah ada banyak jalan menuju kepada kebenaran? Ada banyak jalan
menuju neraka, tapi hanya ada satu jalan yang benar menuju surga. Karena jalan-jalan lain
menyesatkan. Yang ada, hanya banyak cara bagaimana kembali menemukan jalan yang
benar itu. Kamu lihat perbedaannya?
Kami sama-sama meiliki prinsip, pola pikir yang diasah sedemikian rupa,
untuk mengubah kekerasan hati, tergantung, seberapa besar dan sering tekanan
itu ada. Bagaimana seseorang membentuk logam yang begitu keras menjadi suatu
bentuk yang bukan hanya indah, tapi fungsional, memiliki fungsi bagi
penggunanya? Bukankah dengan menempa, memanaskannya dalam suhu yang sangat
tinggi, kembali ditempa. Tapi ada masanya dicelupkan kedalam air yang dingin,
air yang menyejukan. Semata-mata hanya untuk meredam setiap amarah yang
menggebu, hanya untuk memulihkan kembali, hanya untuk memberi kekuatan bagi
jiwa yang lesu.
Banyak hati yang akhirnya ditempa menjadi keras, tapi semakin keras
suatu benda, semakin rapuh benda itu. Contohnya kaca. Bukan berarti dikatakan
bahwa menjadi lembek itu baik, tapi menjadi kuat yang penting.
Setiap pengajaran yang mendatangkan kekuatan, setiap hal yang patut
diperhatikan, setiap hal yang diamati untuk dipelajari, membuat seseorang beberapa
langkah lebih maju, naik level. Tapi bagaimana seseorang melangkah maju yaitu
dengan tidak lupa bagaimana menapakkan langkah pertamanya karena mereka yang
berani melangkahkan kaki pertama kalinya adalah orang yang berani maju untuk
mengambil resiko, ia tidak tahu di bagian mana ranjau diletakkan, hanya prediksi. Tapi mencoba
memberi peluang 50%, ya atau tidak, daripada mereka yang tidak mencoba sama
sekali, hanya ada kata tidak, 0%. Pikirkan, renungkan! Hanya mereka yang
memiliki hikmat yang dapat mengerti setiap kata-kata yang mendatangkan
keuntungan bagi dirinya.
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar