NAH!
Pasti semua kangen kan dengan tulisan aku lagi? Setelah sekian
lama dan aku akhirnya merasa… I’m back.
Kemarin sedang mengalami ‘pertapaan’ demi mendapatkan sebuah
ilham ingin menulis apa. Seperti yang sudah-sudah, banyak ilham, tapi sedikit
yang terealisasi, kenapa? Karena semua terbenam di otak saja tanpa punya waktu
untuk menuangkannya lebih lanjut dalam tulisan.
Perenunganku akhir-akhir ini ketika ingin menulis lagi adalah…
Tulisanku ini seringkali banyak mengenai nilai hidup, nasihat,
komentar, yang seringkali tajam dan pedas, atau barangkali mengenai obrolan
ringan, seringan bulu angsa, yang kadang tidak memberatkan pembaca untuk
mencerna kata-demi-kata.
Satu hal yang aku tahu, setiap kali merancang apa yang akan aku
tulis, saat itu juga (biasanya) akan gagal ditulis, jadi apa yang aku tulis,
dari hati saat itu juga. Kalau bahasa gampangnya, spontan.
Akhir-akhir ini juga merasa resah jikalau aku menulis banyak pandangan
hidup. Kenapa? Karena ini perenunganku…
Seseorang yang memberi nasihat harus bisa mengaplikasikan dan
mempertanggung-jawabkan apa yang ia katakan, terlihat dari bukti tingkah laku
nyata dan respon ketika menghadapi dan berada di dalam masalah yang sama.
Kata-kata itu memiliki makna dan seharusnyalah tidak sembarangan
terucap.
Pernah suatu kali aku berucap sesuatu yang pada awalnya merasa
biasa saja, ringan, terlontar mudah, tapi begitu tiba waktunya aku harus
mempertanggung-jawabkan hal itu, maka aku harus benar-benar melakukannya walau
sesuatu itu mendatangkan kerugian padaku, di bagian awalnya.
Tapi begitu aku harus memenuhi suatu perintah Ilahi, pada
akhirnya aku benar-benar menyadari, tidak ada sesuatu yang merugikan hidupku.
Bisakah dibayangkan seorang Bapa segala bapa yang menciptakanmu,
mencoba untuk merugikan anak? Aku yakin, untuk berniat saja, hal itu tidak
mungkin dilakukan oleh Sang Bapa.
Pengajaran dari seorang Bapa terlihat merugikan dimata orang
lain, ketika sang anak menerima hukuman misalnya, tapi sebenarnya, hal itu
menjadi bekal untuk si anak, supaya terdidik menjadi pribadi yang bertanggung-jawab
dan kuat. Bukan sekedar anak gampangan.
Apakah sulit untuk memahami tulisan kali ini? Mengungkap banyak
arti yang meluas, berkembang seiring kejadian yang berjalan, yahhh… berjalan,
karena aku sendiri tidak ingin menjadi sesosok yang hanya berjalan di tempat.
Aku ingin berlari. Tapi kalau saat ini, ketika aku berjalan saja
sudah diletihkan, bagaimana aku berlomba melawan kuda yang berlari? That’s the question.
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar