Jangan tanya mengapa semuanya menjadi bertumpuk di akhir bulan. Tentu saja karena kesibukan yang tidak normal sampai aku lupa bagaimana kehidupan normalku dan bagaimana menormalkan hidup yang tidak normal. Tentu saja banyak diantara kumpulan itu lupa, lupa bagaimana menginjakkan kembali kaki mereka di atas tanah, lupa bagaimana kesulitan mengepakkan sayapnya pertama hingga terbang melayang di angkasa, lupa bahwa angkasa itu terlalu luas dan tidak dapat mereka takhlukkan, lupa bahwa mereka hanyalah seonggok daging tiada berarti. Jangan tanya mengapa aku berkata demikian. Kalau tidak kuingat selama masih kaki berjejak di bumi, selama itu kita menyadari ada batasan yang menjadi batas untuk hidup, namanya usia. Ada batasan yang menjadi batas toleransi, namanya waktu. Jadi, siapa kamu siapa aku? Pertanyaan yang menjadi benteng pertahanan diri untuk mengatakan, “Urusi urusan masing-masing.” Seperti kata Kitab Tua: Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan ...