Langsung ke konten utama

Kimia itu INDAH

Kalau kamu baca judulnya dan kamu terpaku pada kata 'Kimia' terus kamu langsung mual bacanya, kamu bakalan nyesel kalau nggak lanjutin baca artikel ini.

Ini berdasarkan pada hasil percobaan dari data yang real walau nggak akurat.
Pokoknya, kimia itu indah. Kimia itu penuh warna. Kimia itu adalah Central of Science.

Coba kamu bayangkan, dari apa bahan baju yang kamu pakai?
Memang dari sutra dari ulat, benang dari pohon kapas.
Itu dulu, kalau sekarang semua kebutuhan manusia harus dibuat dengan proses alami, bahan-bahan alami itu akan tidak memenuhi dan lama-kelamaan akan habis loh.


Jadi, dari baju yang kamu pakai itu memakai serat sintetis dengan olahan secara kimia.
Meja belajar kayumu juga tidak asli kayu semua, kan bisa gundul hutan kita kalau semua kayu ditebang.
Maka itu, peran kimia sebagai dasar dan wadah pemenuhan kebutuhan hidup manusia sangat penting perannya di sini.

Itu sekilas pembukaannya saja.
Sebenarnya saya hanya mau memamerkan beberapa foto kimia yang indah itu.

Check these photos.


Ca(OH)2 (aq) + Indikator


Mg(OH)2 (aq) jenuh + Indikator


FeCl3 (aq) 0,1M+ Indikator

AlCl3 (aq) 0,1M+ Indikator

Na2CO3 (aq) 0,1M+ Indikator

CH3CO2NH4 (aq) 0,1M+ Indikator

Larutan aspirin + Indikator

Larutan soda kue + Indikator

Bagaimana? Indah dan menarik bukan KIMIA itu?!
Anda tertarik belajar kimia sekarang?
Saya harap begitu.

ADIOS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...