Langsung ke konten utama

Sudahilah atau Matilah

Image result for 71

Pada akhirnya, tidak ada seorang pun yang bisa dipercayai. Manusia adalah simbol dari kekecewaan. Berharap kepada manusia adalah sia-sia, sebab manusia adalah sosok yang suka berdalih. Tidak ada yang tidak ditambahi kebohongan dalam berucap, kecuali SATU ORANG. SATU ORANG yang tiada berdosa dan bernoda.

Manusia boleh menjadikan SATU ORANG itu menjadi panutan dan teladan. Namun sesungguhnya, sekuat apapun manusia berusaha untuk menyamakan kedudukan kesempurnaan seperti SATU ORANG itu, tidak akan pernah bisa mencapainya. Seharusnya, manusia berdamai dengan dirinya sendiri. Beberapa menyangkal, suatu bentuk dalih lainnya. Suatu kesombongan ketika menganggap diri benar atau melakukan pembenaran diri.

Marah adalah suatu tindakan spontan ketika merasa diri hebat, ketika merasa Tuhan Yang Di Atas ingin dibela. Padahal, siapa yang memerlukan pembelaanmu? Bahkan kau sendiri yang patut dibela oleh DIA yang mengatakan akan berjalan di depanmu dan berperang untukmu? Lantas mengapa tidak berdiam diri? Hampir saja kakiku tergelincir untuk ikut dalam permufakatan yang keji. Ketika melakukan apa yang sebenarnya tidak Tuhan perintahkan untuk dilakukan, sesungguhnya kamu sudah berdusta dihadapan Sang Pencipta Alam Semesta.

Tidak takutkah manusia pada api neraka, hukuman kekal dan penderitaan yang tiada akhir? Permohonan ampun tidak akan lagi didengarkan oleh Penguasa Jagad Raya. Mengapa kamu masih berbantah wahai debu? Sudahilah atau matilah!


ADIOS.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...