Langsung ke konten utama

Aku mengagumiNYA!

Image result for love


Karena aku nggak tahu seberapa lama lagi aku bisa hidup di dunia dan berada dekat dengan orang-orang yang aku kasihi ini. Seberapa besar bekas yang udah aku tinggalkan? Apakah itu membantu atau menyusahkan? Apakah hal yang bersisa positif atau negative?
Bukan karena aku seolah akan segera meninggalkan dunia ini…walau tak ada yang tahu mengenai waktuNYA, tapi…
Aku hanya mau menyebarkan keceriaan selama yang aku bisa, seluas jangkauanku.
Dulu mungkin aku sensi banget, sampai orang juga males deket karena takut. Pikiran juga negative dan banyak hal yang aku khawatirkan, mudah panik dan nggak santai.
Daddy bilang, kalau aku di Bandung, banyak hal yang aku pelajari, belum lagi akan ada sesuatu yang pasti terjadi, entah apa.
Di sini aku banyak belajar bagaimana memperhatikan secukupnya, tidak mengekang atau membuat sesuatu tidak nyaman. Terakhir pulang ke Jakarta bulan lalu dan aku dilanda kecemburuan sangat pada siapa pun di sana. Pada kenyataannya, tidak ada keadaan yang lebih baik daripada menjadi diriku sendiri. Kenapa? Karena TUHAN sudah mencanangkannya demikian, membentukku sedemikian rupa, dalam susah maupun senangku, sudah ditakar dan diporsi. Dan betapa bahagianya diriku menemukan diriku dalam balutan ucapan syukur berkepanjangan tanpa henti dan mengagumi segala nikmat dan hikmat yang diajarkan dan dilimpahkanNYA padaku tanpa henti.
Aku mengagumiNYA!
Karena jalan hidupku bukan sekedar mengingini ini dan itu seturut aturan dunia, takaran dan standar hidup yang terlalu rendah dengan sekedar harta yang dapat binasa dalam satu sapuan air bah seperti di Garut. Siapa sangka? Siapa yang dapat melawan?
Dan aku kembali terdiam dalam renungan panjangku, tanpa kata terucap, hanya tertuang dalam paragraph per paragaraf dalam blog-ku ini.

ADIOS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...