Aku benar-benar
nggak tahu apa itu kebahagiaan dalam artian yang sebenarnya.
Setiap hari
yang harus aku lalui adalah sindiran, omelan, dan nggak jarang makian dan
bentakan, diumurku yang sudah kepala dua ini. Lucu, juga aneh. Makananku setiap
hari yah air mata.
Orang yang aku
panggil papa dan mama selama hidup yang aku jalani, mempunyai dua orang anak,
kakakku dan adikku. Aku? Aku hanya anak yang tidak benar-benar diinginkan untuk
menjadi bagian dalam hidup mereka. Harusnya aku laki-laki, bukan perempuan. Kalau
aku laki-laki, mereka tidak perlu punya tiga orang anak. Untunglah, adikku itu
laki-laki dan kakakku perempuan. Jadi pas!
Aku tidak
yakin benar apakah aku diinginkan atau tidak. Tidak terlalu menjadi masalah. Aku
tetap menghormati mereka sebagai orang yang sudah melahirkan dan membesarkan
aku hingga saat ini. Semua biaya, waktu, dan tenaga yang mereka sudah berikan
nggak bisa kubalas semua. Maafkanlah. Meskipun aku tidak diinginkan sekalipun,
setidaknya aku bersyukur aku terpilih untuk tahu apa itu Kebenaran. Setidaknya aku
dipilih diantara milyaran manusia lainnya.
Dan aku
benar-benar nggak tahu, apakah aku masih lama hidup di dunia ini?
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar