Langsung ke konten utama

Saat Krisis



Setelah sempat mengalami masa krisis pencarian jati diri sendiri, akhirnya aku sudah kembali ke jalur aku dulu, rasanya begitu.
Seperti biasa, ketika pernah di jalan lurus lalu melenceng dan balik lagi ke jalan lurus itu, butuh effort lebih buat tetap di jalan itu. Jadi inti pesannya adalah jangan melenceng dari jalan lurus kalau nggak akan ketinggalan rombongan yang sudah jalan di depan sana. PRINSIP PYTAGORAS!
Bicara mengenai effort lebih, tadi sempat terpikirkan bahwa “Saya belum melakukan apa-apa dibandingkan kamu, dia, atau mereka.” Tapi Satu Suara yang kencang terdengar adalah “Mending kamu jalankan aja apa yang harus kamu lakukan daripada berkutat pada sesuatu yang nggak penting dan diam di tempat.”
Oke.
Lately, aku sering banget mengalami penurunan mental dan kepercayaan diri karena sering kali merasa, “Wah, sebanyak-banyaknya belajar dan merasa memahami toh ternyata masih banyak yang kurang dan belum sepenuhnya mengerti. Banyak yang lain yang kece badai dan aku masih berada di titik pada level yang belum terlalu tinggi.” Dan kembali merasakan keterpurukan yang nggak penting.
Pada intinya, ketika pikiran aneh yang benar-benar melenceng itulah yang aku nggak suka pada gangguan sinyal yang dilakukan si bolis, bukan pada oknumnya, walaupun kelemahan si oknum juga jadi factor penyebab masuknya si bolis menyusup ke pikiran.
Intinya, setelah mengalami kejatuhan pada zaman-zaman genting, aku kembali mau menatap ke depan untuk melanjutkan perjalanan setapak yang harus kutempuh hingga garis akhir.

Akhir kata,
ADIOS.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...