Setelah sempat mengalami masa krisis pencarian jati diri
sendiri, akhirnya aku sudah kembali ke jalur aku dulu, rasanya begitu.
Seperti biasa, ketika pernah di jalan lurus lalu melenceng
dan balik lagi ke jalan lurus itu, butuh effort
lebih buat tetap di jalan itu. Jadi inti pesannya adalah jangan melenceng dari
jalan lurus kalau nggak akan ketinggalan rombongan yang sudah jalan di depan
sana. PRINSIP PYTAGORAS!
Bicara mengenai effort
lebih, tadi sempat terpikirkan bahwa “Saya belum melakukan apa-apa dibandingkan
kamu, dia, atau mereka.” Tapi Satu Suara yang kencang terdengar adalah “Mending
kamu jalankan aja apa yang harus kamu lakukan daripada berkutat pada sesuatu
yang nggak penting dan diam di tempat.”
Oke.
Lately, aku sering
banget mengalami penurunan mental dan kepercayaan diri karena sering kali
merasa, “Wah, sebanyak-banyaknya belajar dan merasa memahami toh ternyata masih banyak yang kurang dan
belum sepenuhnya mengerti. Banyak yang lain yang kece badai dan aku masih
berada di titik pada level yang belum terlalu tinggi.” Dan kembali merasakan
keterpurukan yang nggak penting.
Pada intinya, ketika pikiran aneh yang benar-benar melenceng
itulah yang aku nggak suka pada gangguan sinyal yang dilakukan si bolis, bukan
pada oknumnya, walaupun kelemahan si oknum juga jadi factor penyebab masuknya
si bolis menyusup ke pikiran.
Intinya, setelah mengalami kejatuhan pada zaman-zaman
genting, aku kembali mau menatap ke depan untuk melanjutkan perjalanan setapak
yang harus kutempuh hingga garis akhir.
Akhir kata,
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar