Ini tips
oke yang aku bagikan dengan Cuma-Cuma berdasarkan pengamatan sekaligus
pengalaman dalam interview kerja.
Kalau
untuk buat CV, bisa dicari di website lain yang langsung ada contohnya, tinggal
ganti aja riwayat kamu dengan contoh, nah kalau tips ini bakal jarang didapat
karena kebanyakan berbeda dengan saran yang ada di pasaran. Cie, ini nggak
pasaran loh.
Pertama,
nggak perlu bingung harus pakai baju seperti apa, make up semenor apa, atau tas yang harus ditenteng. Jadi sejauh
yang aku lihat, belum tentu cewek kece dengan rambut badai, kosmetik berlapis
di wajah, atau sepatu berbunyi karena hentakan hak setinggi minimal 5 cm, nggak
perlu… yang perlu kamu persiapkan justru kemeja rapi, rok atau celana bahan
yang nggak ketat ataupun terlalu pendek (buat rok-sekitar 5 cm di bawah lutut).
Kenapa? Karena dengan berpenampilan berlebihan, kamu akan mengundang persaingan
dari awal, “Gile, anak baru udah gitu penampilannya.” Be humble. Dengan penampilan rapi dan nggak menyolok, kamu akan
lebih mudah lolos dari pengawasan satpam terutama kalau kamu salah. Dengan penampilan
sederhana, kamu yang awalnya dipandang biasa aja, pas menunjukkan your ability mereka langsung WOW sampai speechless. Daripada kamu udah heboh
sama penampilan dan ternyata gagap pas tampil? Ini udah aku dan rekan-ku terapkan
sejak seminar sampai sidang akhir. Ya kan, Sa?! Haha.
Kedua,
yang perlu di prepare selain
penampilan, tentu saja kelengkapan berkas. Kemaren itu ada orang mau interview
nggak bawa KTP, SIM, STNK, atau identitas diri apapun padahal walau bukan untuk
keperluan interview, itu tetap harus ada di dompet kan, apalagi cowok. Kenapa? Karena
nggak mau kan ketangkep polisi gara-gara disangka teroris, apalagi bencong yang
pindah gender. Kan serem.
Ketiga,
yang perlu dipersiapkan lebih ke mental. Apa adanya dan mengalir dengan huge tagline on your forehead “NOTHING TO
LOSE!” Kenapa janjikan hal yang muluk dan nggak bisa dipenuhin pas nanti
udah jadi karyawan tetap beneran, ya kan?! Semisal ada pertanyaan begini pas
interview kemarin.
“Kamu
sudah tahu budaya kerja di sini?”
“Belum
bu.”
“Kita
bukan nakut-nakutin, tapi di sini ada aja atasan yang kalau marah gebrak meja
atau banting pintu atau bentak dengan suara keras, kamu siap?”
(Sudah
biasa bu kalau denger suara keras) Aku diem aja.
“Kalau
kamu dimarahin apa yang kamu lakukan.”
“Yah,
kalau saya lagi baik saya diem aja Bu. Kalau saya lagi emosi, yah saya lawan
lah.” Dengan nada penuh semangat. Maklum, mantan pentolan.
Terus
HRD-nya ketawa.
Ada lagi,
“Kamu bersedia ditahan ijazah?”
“Nggak
bu.”
“Kenapa?”
“Saya
aja nggak punya ijazah bu, belum keluar.”
Terus
HRD-nya bingung.
“Ya
sudah, ijazah SMA saja.”
“Nah
itu dia Bu, saya nggak tahu ijazah SMA saya kemana.”
Hening…
Mental
perlu juga untuk kepercayaan diri. Kemarin itu sampai ada presentasi skripsi
dimana puji Tuhan banget bisa menjawab walau nggak persiapin dan baru print hand out malam sebelumnya. Dengan PD
Jaya Abadi, menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh petugas yang awalnya
dikira lulusan sejurusan, ternyata (kayanya, kemungkinan besar) bukan. Ternyata
proses selama di perkuliahan sangat membantu dan lebih menyeramkan dibandingkan
di interview ini. Well, prepare your
confidence level is important besides the subject.
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar