Langsung ke konten utama

Sekedar Mengetik dengan HP

Sambil menunggu kereta di stasiun yang menyandang nama kampus tercinta, aku mau curi-curi waktu buat ngetik dengan handphone BB pemberian dan perlu dijaga baik-baik...
Hampir mencapai akhir dari suatu perjalanan dan merasa momen-momen seru untuk dikilas balik adalah hal menarik sehingga ingin mengulangnya kembali, memang sudah hal yang lumrah. Akhir perjalanan adalah saat dimana kita bisa menilai bahwa perjalanan itu berhasil dan meninggalkan kesan yang baik, atau sebaliknya.
Awal kisah memang bermakna sederhana, menilai sekedarnya, menghakimi semaunya, dan mencari dengan keengganan. Walau hal itu terjadi sementara waktu, tapi dengan berputarnya sang roda waktu, semuanya jadi tampak berbeda. Seperti fotografer handal yang tau dari mana ia mengambil sudut pandang yang indah, seperti elang yang tajam melihat mangsa dan tahu mengambil kesempatan, mungkin begitu juga aku belajar dari kondisi saat ini. Ketika diawali ketakutan, tapi akhirnya ketulusan membawa perubahan. Tidak ada maksud lain selain ingin mencapai garis akhir. Bukankah begitu hal yang ingin dicapai dalam setiap perlombaan bahwa tiap-tiap peserta ingin menyelesaikan pertandingan dan meraih kemenangan?
Lagi-lagi hal yang lumrah untuk dirasakan oleh setiap insan manusia.
Jadi, setelah berkutat lama dengan suatu produk yang tidak bertumbuh, kemudian gagal berkembang hingga, boleh dikata, mendapat mujizat dari Tuhan yang memberi pertolongan bagi mereka yang mencari diriNYA, suatu pekerjaan dapat berlangsung kembali walau untuk usaha selanjutnya diperlukan kerja keras dan tenaga ekstra. Seolah segenap kekuatan yang ada dikerahkan, tak kenal menyerah hingga batas akhir yang diperjuangkan mati-matian. Badan remuk dan otak yang menjadi lelah untuk berpikir dan merancang tiap-tiap hari apa-apa yang harus dikerjakan hari itu agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia, tapi semua menjadi makna dan menghasilkan data konkrit yang sesuai dengan kebutuhan.
Ah, hari-hari yang dirasa monoton, tidak lagi! Terhibur oleh kehadiran pembimbing dengan karakter yang unik dan pembawaan yang santai. Setiap pertemuan menjadi teka-teki, apa "emoticon" hari ini? Senyum, marah, badmood, goodmood? Dan, bagaimana cara mengatasinya? Terlepas dari terpaan gosip mengenai pihak terkait, atau pihak lain yang terlihat lebih mantap dalam segala proyek yang dikerjakan, tapi kenyamanan kerja dan chemistry, serta bagaimana menikmati masa akhir di penghujung jalan meraih suatu gelar awal, menjadi hal yang perlu dipertimbangkan. Memang benar, semua akan menjadi memori dan lagipula bisa saja terlupakan, tapi setidaknya aku tahu bahwa aku pernah bersenang-senang dalam hidupku dan menikmati sisa waktu yang singkat di dunia ini. Pada akhirnya, bermakna tidak lagi sederhana, menilai tidak lagi sekedarnya, menghakimi tidak lagi semaunya, dan mencari tidak lagi dengan keengganan. Tapi bermakna lebih dalam, menilai dengan jujur, menghakimi dengan adil, dan mencari dengan rasa ingin tahu yang tulus.
Akhir kata,

ADIOS.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...