Nah,
disanalah mereka berdiri. Mereka memang cuma diam, sesekali memberi kata, “Semangat!”
Tapi kali
ini aku mau mencoba menjadi sesosok figure kakak yang kuat. Bukan, bukan aku
yang kuat, aku lemah. Tapi DIA yang beri aku kekuatan. Aku nggak sok holy di sini. Habis, ngandalin siapa
lagi kalau bukan TUHAN.
Beberapa mencibir,
katanya aku kelihatan rohani aja, padahal nggak. Aku nggak tahu bagaimana orang
itu menilai, padahal ngomong aja nggak pernah, mendengar cerita aku aja nggak
pernah. Jadilah, kemarin emosi berat, karena efek fluktuasi yang masih terjadi.
Aku nggak
HTS, nggak backstreet, nggak mengatas
namakan agama sebagai alasan yang dipandang benar. Aku cuma nggak bisa cerita
tentang alasannya karena kamu pun nggak akan ngerti. Gimana mau ngerti kalau
kamu aja nggak denger.
Orangtua kita
saling tahu. Udah itu aja. Kita cuma LDR, dengan status yang jelas. Cuma emang
subjeknya yang buat nggak jelas karena komunikasi seminggu sekali udah bagus
kali tuh, ketemu at least seminggu sekali juga, kalau ketemu. Nganter depan rumah langsung ngacir nggak pakai salam. Jadilah hubungan
kita itu kaya nggak jelas, padahal seharusnya sih jelas. Cukup jelas bagiku.
Jadi bahas
tentang status deh.
Yah,
pokoknya, aku mau berusaha supaya kedepannya tulisan di blog ini kembali ceria lagi, kembali bisa membuat orang lain lebih
nyaman bacanya. Atau mungkin tulisan-tulisan ini ada untuk memberi alur bahwa
dimanapun posisimu, keep the faith, be
strong!
ADIOS.
Mule galau :D
BalasHapus