Dan sekali lagi betapa mensyukuri hidup itu penting,
walau kadang banyak yang menganggap sepele untuk berkata, “Terimakasih Tuhan.”
Ketika duduk dan merenung sejenak, wush... datanglah
suatu ide yang cukup sederhana namun seringkali terluput. Ini lantaran sakit
perut karena maag kambuh. Maaf-maaf, bukannya saya tidak tertib karena telat
makan, tapi urusan rapat yang baru selesai pukul setengah tujuh malam ditambah
bis kuning yang baru tiba pukul tujuh, jadilah membeli makan dan sampai di
kamar saya yang mungil dan hangat pukul setengah delapan. Sebenarnya, memang
agak terlambat untuk jam makan malam bagi saya yang mempunyai sedikit masalah
pencernaan ini.
Well¸overall,
thanks GOD¸setidaknya
saya tahu bahwa TUHAN sudah teramat baik masih memberi saya hidup sampai detik
ini.
Kemarin, baru saja melewati
perjuangan antara sembuh dan sembuh. Ya, artinya saya harus sembuh. Puji TUHAN,
today better than yesterday. Setidaknya
saya tahu lagi, bahwa ujian akhir semester mata kuliah energetika kali ini
bukan semata-mata karena kekuatan saya saja, tapi karena pertolongan TUHAN Yang
Maha Kuasa.
Jadi, kembali terduduk di depan
meja belajar yang telah menjadi saksi bisu kegigihan dalam berkuliah selama
kurang lebih satu setengah tahun ini, kembali menjadi tempat saya untuk
mensyukuri akan nikmat dan anugrah-NYA.
Betapa sel-sel kecil dalam
tubuh kita, yang bahkan tidak tampak oleh mata telanjang menjadi penyusun
jaringan tubuh, kemudian jaringan-jaringan itu membentuk organ dan organ
berjalinan membentuk sistem organ lalu menyusun suatu individu. Tentu, setiap
individu yaitu mahkluk hidup tak dapat hidup sendiri. Awalnya berkumpul dengan
individu sejenis, dinamakan populasi. Populasi-populasi yang berbeda akan
saling berkumpul untuk saling melengkapi dan membentuk komunitas dimana
komunitas akan bertambah kompleks dengan membentuk suatu ekosistem. Dari keseluruhan
ekosistem inilah terbentuk biosfer.
Mungkin anda sudah sering
mendengarnya sejak SMP, atau bahkan sekarang jenjang SD di mana pelajaran ini
sering kali diberikan. Namun ada yang terluput, bahwa tanpa sel yang kecil
mungil itu tak akan terbentuk suatu biosfer. Bahwa tanpa hal yang anda anggap
sepele, yang seringkali diremehkan, dari situlah asal mula kehidupan.
Kalau menilik kembali kepada
beberapa teori, bahkan asal mula mahkluk hidup dari protein. Dari sesuatu yang
sangat sederhana menjadi anda, anda yang sedang membaca dan menikmati tulisan
ini. Betapa saya menyadari kebesaran TUHAN yang menciptakan segala sesuatunya. Dan
oh, kita baru berbicara mengenai Bumi, sebuah planet, salah satu dari bagian
galaksi Bima Sakti dan galaksi ini baru satu dari berjuta galaksi lain yang
kita masih tak tahu keberadaannya.
Sungguh luar biasa TUHAN itu
dan tak terselami jalan-jalan-NYA. Jadi, masihkah kita meremehkan suatu
perkumpulan yang kecil? Sesuatu yang dianggap remeh? Bahkan, setumpuk sampah
saja bisa menjadi peluang bisnis yang menjadi penyokong hidup beberapa orang
yang TAHU bagaimana mengelolanya menjadi bentuk lain yang berguna. Bahkan semut
yang kecil saja tahu bahwa diri mereka yang kecil, tak akan berguna bila
seorang diri hingga mereka hidup berkoloni. Bahkan setangkai bunga saja tak
akan berkembang tanpa bantuan penyerbukan dari kupu-kupu yang terlihat rapuh
namun penuh arti.
Apakah masih kita merasa diri
terlalu mewah dan eksklusif?
Temukan jawabannya dalam hati
anda, namun bila hati anda sudah dipenuhi oleh KEBENARAN.
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar