Mungkin kalian akan bilang, “Ah, itu mah kebetulan.”
Tapi bagi aku, kisah ini nyata dan bukan sekedar kebetulan.
Aku seorang mahasiswi yang perlu uang untuk kehidupan sebagai anak kos dan
disinilah keahlian mengatur pengeluaran dilatih guna kehidupan yang lebih
sejahtera dan tidak kekurangan.
Awal kejadian ini karena kelas Fisika Modern yang ditiadakan karena
dosennya sakit, jadi kita, mahasiswanya, hanya diberi tugas saja.
Sepeninggalan dosen dari kelas, aku dan teman-teman berencana untuk
mengadakan wisata kuliner (dan pengerjaan tugas ditunda), tapi berhubung Acil
membawa bekal, jadinya hal itu dibatalkan.
Untuk urusan kepanitiaan Iso Training,
sebagai bendum yang sedang berurusan dengan masalah rembeurs, salah satu staff yang membutuhkan uang itu sedang berada
di Perpus Pusat, jadilah aku ke sana untuk membereskan kepentingan ini dengan
alasan aku nggak mau bawa-bawa banyak uang karena resikonya besar. Bukan uang-ku
masalahnya. Entah kenapa, sangat ingin ke sana. Jadi setelah melakukan
transaksi, aku, Acil, dan Macing awalnya berniat untuk bertanya-tanya dahulu di
PanTravel, salah satu jasa travel
yang berada sebagai business di
Perpus Pusat itu tapi karena ada customer
asli, jadi yah kita tidak jadi ke sana.
Tempat kepanitiaan Iso Training
akan dilaksanakan di Aula Terapung Perpus Pusat, sebelumnya kita berniat untuk
survei tempat tersebut berhubung hal ini untuk memuaskan hasrat keingintahuan kita
seperti apa bakal tempat yang akan digunakan untuk acara kita itu. Dari jauh
aku melihat di Aula Terapung Perpus Pusat itu dengan sebuah meja berisi
betumpuk-tumpuk boks makanan di atasnya, langsung saja aku menyampaikan ide, “Eh
lihat deh, ada seminar, dapet makan, ke sana yuk.”
Dan ternyata benarlah, seminar yang besar, dan dapat makan siang dan
sertifikat. Wow! Akhirnya, kita mendaftar dan menunggu lama sebelum acara
dimulai. Makan siang telah habis, padahal sebelumnya kita berencana untuk makan
siang bersama di kos Macing, tapi rencana berubah menjadi seperti ini.
Setelah ‘keluar’ (baca:kabur) dari seminar, kita meminta sertifikat pada
petugas jaga dan langsung kembali ke kos Macing untuk menghabiskan roti
gandumnya yang expired hari ini,
sayang sekali 14 lapis roti gandum harus dibuang kalau tidak kita makan
bersama. Berhubung Acil juga membawa Nuttela
yang oke itu, kita makan bersama di kamar Macing. Belum selesai, Acil
mengeluarkan bekal nasinya yang dibagi dua dengan aku. Kenyang rasanya, tapi
tidak bagi Macing karena ia belum makan nasi. Jadilah dia memesan makanan di
tempat yang kita juluki ‘asep-asep’ karena di kios makanan itu selalu penuh
dengan asep bila sedang memasak makanan.
Saat memesan, aku dan Acil diberi jatah jus alpukat. Macing sendiri memesan
jus mangga. Jus-jus itu akhirnya kita bagi tiga. Kenyang. Masih belum selesai. Karena
ada janji rapat panitia dengan BEM, maka aku dan Acil menuju kampus. Saat rapat
berlangsung, salah seorang kakak menawarkan pia Gorontalo. Acil akhirnya
memberikan satu pia yang tersisa itu padaku. Hem, kenyang deh aku makan pia itu
di kos karena bingung, perutku antara kenyang dan lapar jadi pia cukup
mengganjal. Alhasil, aku hari ini dapat makan tanpa perlu membayar. Special
thanks for my GOD yang okeh banget buat ngerancang ini semua. Seriously, this is so fun! J
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar