Langsung ke konten utama

Ini Tentang Marah-Marah



Setiap orang marah, hampir setiap orang mengungkapkan kemarahan mereka dengan bersuara keras, membentak. Aku hanya berpikir, seberapa besar energi yang telah terkuras untuk melakukan kegiatan itu?
Memang tak dipungkuri kalau lagi emosi pasti bawaannya gitu, seolah ada energi berlebih yang minta disalurkan dan kita nggak tahu bagaimana menyalurkannya sehingga salah satu jalan yang mudah adalah mencari sasaran untuk melampiaskan energi berlebih itu.
Dosen, kalau lagi badmood paling nyusahin. Ngerjain soal salah, marah. Jelasin, mahasiswanya kalau nggak ngerti, ngambek, berhenti ngajar terus keluar. Yang rugi siapa? Mahasiswanya! Alasan dia badmood apa coba? Gara-gara tim bola yang dia dukung semalam kalah tanding padahal dia uda bela-belain begadang sambil bikin quiz dadakan buat mahasiswanya besok yang dapet jackpot kalau-kalau tim-nya kalah, dan tim-nya kalah, jadi mahasiswanya dapet quiz super susah dan nilainya? Hem...
Kan begitulah nggak enaknya kalau marah-marah.
Kenapa nggak coba aja untuk tenang sejenak, terus ngaca deh. Soalnya kalau muka orang marah itu jelek! Coba kalau muka yang kaya gini L jadi kaya gini J. Yang lihat adem, tentram juga. Emosi itu menular, kan?
Coba kalau temen sepermainan kamu badmood terus dia diem seharian. Ditanya ga jawab, nggak ditanya ngambek, dibilang kita temen yang nggak perhatian. Duh, repot banget yah, kan?
Misalkan juga, pacar lagi sibuk terus lupa bales sms. Terus marah-marah ke pacar padahal ada urusan penting yang memang dia nggak bisa tinggalkan. Kalian bertengkar akhirnya putus. Padahal sms kamu isinya cuma, “Lagi apa?” Penting banget untuk dibales saat itu juga?! Tentu saja pacar kamu lagi bernafas!!!
Pokoknya, bentuk marah baik merajuk, diam, ngomel-ngomel, atau apapun nggak okeh, kecuali kalau marah-marah sambil senyum-senyum. Nggak akan tahu kamu marah dan kalau orang lain tahu, mereka bakalan nggak enak hati dan bakalan minta maaf kalau ternyata dia yang bikin kamu nggak nyaman. Itu kan lebih asik, nggak berantem dan damai-damai.
Yah, pokoknya begitulah kejadian marah-marah yang ngenes. Karena emosi sesaat menyulut api dan membakar.
Ayo, sabar, sabar, terus belajar senyum...
ADIOS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...