Langsung ke konten utama

Kangen #Sekedarcurhat

Kangen, kangen, kangen...
Selama perjalanan dari stasiun gambir ke cengkareng yang oke banget itu, aku keinget terus sama tempat-tempat asik yang aku lewati bersama teman-teman SMA yang gokil, unyu, lebai, alay, galau, gacin-ups.
Jadi begitu aku melewati Roxy Square yang katanya tempat alay, kita ke sana, dulu.
Tau nggak buat apa? Cuma buat makan KFC yang sebelahan sama Hanamasa. Jombang banget yah perbedaannya. Hanamasa mahal dan elit, KFC murah meriah dan merakyat. Hanamasa hening, KFC ramai oleh ibu-ibu dan anak-anak SMA kurang modal kaya kita. Haha.
Terus melewati WS alias Waroeng Steak. Tempat nongkrong murah meriah yang asik dan penuh kenangan banget bagi masing-masing kita. Punya temen si seniman tulen Catherine, dia mau pulang naik bajaj ke rumahnya. Sebelum-sebelumnya, kalau dia naik bajaj kita kudu nasihatin dia supaya nawar dulu kalau mau naik, jangan dibanting harga 15rb padahal harga normal bisa kurang dari itu. Dia ngangguk, kirain ngerti. Pas nye-top bajaj terus dia bilang tujuannya ke mana, si abang setuju. Nah, pas bilang harga si seniman bilang, “Lima ribu yah bang.”
Kita udah bangga tuh punya temen yang berani nawar, berarti dia ngerti nih apa yang kita nasihatin tadi.
Terus abang bajaj bilang, “Sepuluh ribu aja deh Neng.”
Dengan cepat si seniman langsung bilang, “Oke bang.” Dan dia naik bajaj sambil melambai dan tersenyum lebar ke kita yang Cuma bisa melongo. GUBRAK...!
Pokoknya, setiap ada waktu kosong-dikit aja, dengan uang jajan lebih-dikit aja, kita bakalan cabut dari sekolah langsung ngadem di TA, ke CP-lah, perginya sok kaya, naik taksi, argonya 10rb bayar patungan 5 orang, beneran modalan anak SMA, makan di D’cost permata hijau, makan Cheeze and Chic-lah, makan Panssure lah, nongkrong di D’Cafe lah, karaoke di Lime Light sampai joget2 di atas sofa dan diliatin sama adik kelas yang kebetulan juga karaoke di sana dan kebetulan lagi ngintip lewat kaca pintu yang langsung cengo karena tau kakak kelas mereka yang tampangnya sok jutek di sekolah ternyata gokil, hancur sudah reputasi kami, atau sekedar kongkow di SeVel Binus yang baru buka. Paling sering juga gosip nggak jelas tentang artis itu dan ini di kantin sampai jam 5, juga tentang si anu dan anu jadian terus putus dengan tragis, nggak pusing sama tugas.
Cerita tentang lab. Fisika.
Waktu pelajaran Pak. X saat semester 5, ini antara penting dan tidak.
Jadi saya dan teman-teman duduk di paling belakang, kerjaannya ijin ke WC padahal ngabur ke kantin karena emang lokasinya deket kantin. Terus balik-balik bawa bungkusan turbo banyak sama stik coklat dan kawan-kawannya, beli kopi cup yang jadi trendsetter di kelas, terus makan di belakang sambil ketawa-ketawa ga jelas sama si cina Silvi, si messi Sarah, si berharap Dhesma, si kumis Kakan dan si bang Fathi. Pak. X jelasin apa yah? Entahlah...haha. yang pasti catatan kita selalu penuh dengan rumus, kita tetap nyatet loh, walau nakal tetap rajin, walau ribut tetap belajar.
Berhubungan dengan si seniman Catherine, kita terpaksa berpisah karena dia di kelas sebelah. Dia meninggalkan tanda mata di tembok belakang lab.fisika sebelah kanan, searah pintu. Dia malah gambar cewek di tembok dan gambar itu difoto bareng-bareng anak cowok-cowok kelas sebelah, di publish di FB dengan bangganya. Oh yeah, gokil abis tapi lucu, alay tapi kreatif. Kalau sekarang kembali ke Sekolah si Orange itu, pasti masih ada sampai sekarang kalau belum di cat ulang temboknya. Karya masterpiece yang nggak akan keulang seribu tahun lagi. #lebai
Aduh, pokoknya kangen beralay, kangen bisa menggila, kangen bisa nakal tapi tetap tunjukkan prestasi, kangen bereksperimen dan nyerempet dikit sama guru dan kabur pas pelajaran terus habis itu ketawa-ketawa puas merasa menang.
Intinya, saya kangen dan saya kangen dan saya kangen dan kangen dan kangen.
Sekian curhat saya.
ADIOS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...