Langsung ke konten utama

Klarifikasi


Ini untuk mengklarifikasi cerita-cerita yang dulu. Nggak penting sih buat pembaca tapi penting buat reputasi Mule.

Aku pernah bilang tentang 'someday' kan?
This day is 'someday'.
Yup!
Aku udah lupa sama perasaan nggak jelas aku itu sama jendela.
Aku udah nggak over-care lagi sama Merk Teh.
Aku nggak perlu always tahu tentang Gerry.
Aku bahkan nggak harus selalu mengawasi Two lagi.
Wohooo...
Lega rasanya.
Lega banget! Beneran!
Soalnya, boooom.
Semua beban yang lalu udah lepas.
Aku nangis loh saking bahagianya. Iya, aku bahagia.
Ini baru bener.
Ini duniaku. Terima atau tolak? Ikut atau tidak? Dateng atau pergi?
Ayo, tetapkan.
Mereka adalah bagian kebodohan masa lalu-ku.
Kejam? Yup, aku memang kejam. Waktu memang kejam. Aku bagian dari 'Sang Waktu'.

Bla...bla...bla...
Twit... Twit... Twit...

Lalu BOOOM!
Semua berlalu juga.
Nggak ada lagi suka, nggak ada lagi benci.
Penasaran tidak perlu, mengetahui kesia-siaan.
Datar dan flat.
Tapi aku tetap welcome.
Cuma bedanya, keadaan tidak akan sama lagi seperti dulu.
Mau kembali lagi?
Masuklah ke duniaku.
Nggak mau? Silahkan, pergi. Jangan memilih diantara.
Aku bosan keadaan yang nggak menentu.
Kalau di duniaku, sesuatu adalah pasti meski nggak tahu caranya gimana. Ikut aja.

Udah sih, ini aja. Cuma mau mengklarifikasi. Siapa tahu ada yang baca dan kenal sama Mule. Jadi, aku kan nggak diledek dengan gossip. Nggak perlu dibahas ah yang sudah lalu dan berakhir. Bagiku, masalah clear and THE END.



ADIOS...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...