Langsung ke konten utama

Cintai Indonesia

Ini sebagian bukti kalau saya adalah warga Indonesia yang mencintai tanah air tempat saya dilahirkan.

Hem, kekayaan Nusantara tercinta ini, seperti tidak habis untuk diceritakan dan dibagikan ke anak cucu kita nanti.

Yuk, sama-sama cintai dan abdikan diri buat negara Indonesia ini.

Sebagai kaum muda, menjunjung martabat dan nama baik Indonesia di mata dunia.

Jangan cuma terkenal sebagai negara korupsi, banyak utang, suka berantem setelah pertandingan sepak bola, apalagi dijadikan negara budak karena para TKI-TKW dianiaya semena-mena di negeri orang.

Mari, sama-sama lestarikan budaya Indonesia.

Mulai dari baju adat, rumah adat, tempat pariwisata, makanan daerah, tarian daerah, nyanyian daerah, sampai kebudayaan dan adat unik dari daerah masing-masing. Dan tidak ketinggalan, bahasa daerah.

Hem, kita kita serukan bersama-sama,

BHINEKA TUNGGAL IKA
BERBEDA-BEDA TETAPI TETAP SATU

Pake Batik Melestarikan Budaya Indonesia

Baju Adat dari Berbagai Daerah di Indonesia

Pagelaran Seni

Mt. Bromo


Malioboro, Jogja. Yuk, belanja

Kuta Beach

Parangtritis Beach

Ubud, Bali

Tugu Bom Bali

Tugu Peresmian

Garuda Wisnu Kencana

Sunset at Kuta Beach
Deluang Sari, Bali

Sunrise on Mt. Bromo
Graduation anak SMA menggunakan Kebaya dari Indonesia
Baju adat Bali, Indonesia
Objek Wisata Randayan di Indonesia
Salah satu Pantai di Kalimantan Barat, Indonesia

Angklung, alat musik tradisional dari Indonesia

Choir anak TK dengan baju adat Indonesia
Dandan ala Bali



ADIOS


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...