Langsung ke konten utama

Gara-gara Miss miss miss you

Aduh, kenapa nih hati?
Dag dig dug der DAIA? Sponsor kali.

Jadi gini, aku mauuuu curhat.


Ini bermula gara-gara si Miss Umbrella jodoh-jodohin aku sama Mr.P. Awalnya biasa aja, nggak ada interest-nya, apalagi feeling. Dia mah nggak masuk hitungan. Seorang kutu buku, pendiem, juga misterius.

Kata Miss Umbrella cuma Mr.P doang yang paling cocok pake tuxedo di kelas. Hem, aku jadi penasaran. Suatu saat nanti aku mau lihat dia pake tuxedo. Tuh, kan jadi ngebayangin.

Terus emang sih body-nya Mr.P paling oke lantaran sering olahraga, push up, sit up. Entah kenapa dia melakukan hal itu.

Duh, padahal baru semester ini kita sekelas bareng. Kenapa aku jadi penasaran sih?

Terus si Miss Apple lagi nambahin kalau aku mending belajar kimia dan ikut OSN Kimia lagi. Itung-itung bisa deketin dia. Emang sih waktu semester satu aku pernah ikut pelatihan itu, sekedar tahu bahwa ada mahkluk bernama Mr.P di sekolah dan yahhhh, aku ngaku, lumayan ganteng.

Tuh, kan. Aku terprovokasi. Sebeeelll. Perasaan yang tak menentu.

Miss Twins juga ikutan bilang kalau aku udah interest sama Mr.P.

Ohoy... Kenapa semua jadi repot dengan love story tentang aku? Emang sih aku kelamaan jomblo. Tapi nggak gini juga.

Aku cuma senyum-senyum aja. Habis, mau ngomong nanti ketawan suka, nggak ngomong, aku nya emang suka.

Akhirnya aku curhat ke Miss Polri(karena papanya polisi).
Dia kasih larangan tegas.
'Awas lo suka sampe jadian sama dia. Kita nggak temenan lagi!'
hiks...

Masalahnya emang kita beda agama sih.

Si Miss Curly yang sebenarnya deket sama aku, nggak aku ceritain. Masalahnya, dia pasti ngelarang keras lantaran beda agama.

Oh, yeah...
Kenapa dia mesti agama itu sih? Aku ogah ah pindah agama gara-gara cowok. Tapi aku suka. Gimana dong? gara-gara dia nyebrang kelas. Kalau bisa please, semester berikutnya sekelas dong. Apa masih suka yah aku?
Pokoknya, masih ada kesempatan tiap minggu ketemu dia pas pelatihan kimia. Kemarin-kemarin dia oke loh pake baju biasa. Lebih santai.

Duh, penasaran abisss, dia suka siapa sih? Cewek kaya apa yah yang dia suka. Galau banget. Dasar Mr.P membuat aku bener-bener bingung.

Pokoknya aku suka Mr.P.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...