Langsung ke konten utama

Aku Tidak Berhenti Menulis



Aku tidak meninggalkan dunia tulis-menulis. Bagiku, blog ini hanya penampilan yang menceritakan mengenai pemahaman, bukan sekedar perasaan, walau pemahaman itu kerap kali tak terpahami, kerap kali tidak sepenuhnya benar. Tentu, yang benar hanya Satu. Aku hanya mengikuti jejak-jejak kebenaran.
Kemudian, jari-ku mulai mengetik.
Aku heran, sedikit heran, padahal aku begitu gamblang menuliskan banyak hal di sini, di blog ini. Hanya beberapa kali dibaca oleh orang yang tidak tahu identitasnya siapa, hanya beberapa orang yang kemudian mengetahui siapa aku dan peduli pada aku yang kemudian memberikan komentar, selebihnya hanya pembaca lepas yang kebetulan menemukan blog ini.
Sekali lagi, ketika secara gamblang blog ini dibaca oleh orang yang mengenal aku, mereka lalu belum juga mengenal aku. No, no! Aku bukan minta untuk dikenali. Aku tidak ingin terkenal (sehingga merosotnya jumlah pembaca tidak menganggu aku). Aku juga tidak menuntut untuk dimengerti. Tulisan yang terbuka seharusnya mengundang banyak komentar, kritik, dan saran. Barangkali ada suatu hal yang aku lupa cantumkan atau terlalu banyak mengumbar suatu info, aku dapat diingatkan mengenai hal itu.
Beberapa hanya bilang, “Le, aku sudah baca blog mu.”
Tanyaku dalam hati, “Lalu? Adakah kau dapatkan suatu hal dari sana?”
Ada pula yang membalut cibiran mereka dalam komentar, “Tulisanmu itu aneh.” Atau “Apa sih isinya? Nggak jelas.”
Tidak mengapa bagiku, karena siapapun yang sudah membaca, hanya mereka yang benar-benar membaca, mereka yang mengerti.
Secara jujur, bukan aku lagi kini yang mengetik, karena jari ini menari indah diatas tuts-tuts alphabet dan ia mempunyai pikirannya sendiri.
Aku hanya sebagai alat bagaimana setiap tulisan dapat terwujud, dapat di posting, dapat dilihat sebagai wujud keindahan tak kasat mata dari rangkaian kata.
Ah, sudahlah.
Aku hanya tidak akan berhenti menulis.
ADIOS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...