Langsung ke konten utama

Makan, Makan, dan Makan


Bukan rakus, aku emang suka ngemil, tapi kalau disuruh makan nasi, eitsss, tunggu dulu. Mending aku gadoin lauk, sayur, dan dagingnya aja yah. Nasi kalau bisa bahkan diganti aja sama kentang, nasi kan karbohidrat, kentang juga, tapi nggak boleh tiap hari juga nggak makan nasi, nanti kembung, kan orang Indonesia, orang Asia, orang Timur, jadi kudu makan nasi. Nasi mengenyangkan sekaligus menghargai usaha para petani dalam menanam padi memanen beras menjadikan nasi.
Berbagai hidangan camilan ada di atas meja.


Pisang sebagai morning banana, kue sebagai kudapan, pempek Palembang enak yang belum sempat dimakan karena sudah kekenyangan, dan berbagai toples berisi biscuit, permen, dll, terhidang di atas meja. Saking seringnya makan, ini jadi sering nggak laku deh, paling dimakan kalau nggak ada sarapan. Jadi ini bukan untuk sarapan, tapi pengganti sarapan. Alamak! Banyak macam pula mau makan saja, repot.
Waktu tahun baru kemarin sempat pergi sama keluarga. Di sana akhirnya cece beli gaun di Pull and Bear. Lagi diskon dan sebenarnya aku nggak tahu ini merk kece atau nggak, yang jelas diskon, murah, bajunya bagus, dia senang.
Terus ada kejadian lucu, jadi ceritanya mama haus, terus ngeloyor pergi sendiri karena bosan nemenin dua putri centilnya hunting diskonan, padahal bentar lagi mau pulang. Dicariin bilangnya beli di tempat jual kue. Kan samping Pull and Bear ini ada Coffee Bean juga J.Co. Aku cari mama di Coffee Bean nggak ada, pas di J.Co juga nggak ada, ditelepon bilangnya bentar lagi. Akhirnya kita balik ke depan Pull and Bear dan nunggu di sana. TARA! Mama ternyata keluar dari Coffee Bean dan perasaan aku nggak enak nih. Mama dengan muka senyum-senyum gimana gitu, terus mama bilang minum harus habis. Cece aku nyelutuk, belinya berapa. Terus mama bilang, minum aja dulu sampai habis. Akhirnya papa angkat suara tanya berapa, mama jawab jujur, “220 ribu.”
HAH?! HAHAHAHAHA
Aku udah tau bakalan mahal.
Padahal kita udah irit makan di Secret Recipe nggak pesen minum, beli minum di Shihlin biar murah. Eh, si mama pemborosan tak terduga, haha.


Tapi lucu si mama. Pas pesen minumannya nggak tahu namanya apa, tunjuk orang di depannya ke mas-mas penjual, kata mama keliatannya enak, pesennya langsung lima gelas. Pas diminum pahit banget sampai kita balik lagi minta gula cair satu gelas kecil per-cup-nya. Mama kaget pas mau bayar, tapi nggak mungkin cancel secara kan katrok banget kalau teriak-teriak depan kasir, “Gila, ini minuman mahal banget!” dst, dst…
Papa nggak marah, semua malah ketawa. Haha.
Kata mama kan ke mall jarang, paling kalau lebaran sama tahun baru aja. Secara kita semua sibuk, baru bisa ngumpul kalau event-event begini, itupun si adik bontot nggak ikutan karena ke Pantai Kelapa Tujuh berjemur biar gesang, sekarang dia makin mirip anak alay, tapi aku tetap sayang kok.
Tujuan utama sih nggak jelas, yang pasti papa berhasil beli jas mahalnya yang diskon 50% tapi tetap aja jutaan harganya, masih nggak ngerti kenapa harga jas bisa mahal kaya gitu. Aku nggak beli apa-apa, tapi aku menikmati kebersamaan kita, dan menghargai, mensyukuri semua momen yang terjadi.
Thanks Jesus Christ.
Pasang lagi tangan Manekin


ADIOS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...