Langsung ke konten utama

Memulai Kerasan

Kalau ditanya gimana, yah, nggak gimana-gimana. Jujur aja, udah biasa kalau di lingkungan baru bakal sealim dan sependiem ini. Ini namanya strategi, harus tenang dan banyak memperhatikan. Nggak kaya banteng, asal seruduk aja. Nah, setelah melihat peluang, lebih banyak bertanya. Bahasan kali ini bukan tentang hal seperti ini, tapi lebih banyak ke motivasi yang aku dapatkan.
Pertama, hanya sekedar mendengar pembicaraan para pekerja di sini, yang banyak memberi clue. Intinya, aku-nya sendiri harus proaktif buat tanya. Aku baru tahu kalau kehidupan kerja sesibuk ini, waktu buat mengajarkan orang lain yah sekedarnya aja, kamu harus cari tahu sendiri, gali sendiri, dan banyak bertanya.
Untungnya, user yang menangani aku nih baik. Kenapa baik? Karena dia bilang, “Nggak apa-apa, ganggu aja saya walau sibuk.” Walau udah diberi keleluasaan seperti itu, tetap aja ada tata karma-nya dong. Artinya, tetap aku ganggu (juga) sih. J
Nah, ada keuntungannya juga aku berada di bagian ini. Pekerja di bidang ini bapak-bapak semua, yang pasti aku yang paling cantik karena cuma aku cewek di sini. Terus aku bisa banyak tanya, terus aku juga mendadak terkenal sebagai si ‘anak itu’. Pas lewat pada lihatin, soalnya kaget, ternyata si ‘anak itu’ adalah seorang perempuan yang jarang banget ada di divisi mereka.
Terus di bagian ‘pencari’-nya, ini nih yang enak diajak ngomong, nggak tahu kenapa enjoy aja ngomong sama orang ini, bawaannya santai, mungkin karena masih muda. Terus dia mau aja aku tanya macem-macem walau printilan sekecil cuil yang sebenarnya nggak terlalu penting, cuma emang dasar aku yang kepo. Terus dikasih motivasi. Kan aku bilang, aku nggak mau tua, umur aku uda tua (pas ditanya umur).
Yah udah dia bilang, “Umur itu cuma angka, kita bisa aja umurnya banyak tapi pemikiran kita tetap muda, tetap fresh, kamu tahu kan bapak-bapak yang udah ubanan tapi rambutnya gondrong?”
Aku ngangguk aja.
“Nah, seperti itu.”
Terus aku nanya tentang seputaran masalah sesuatu deh, rahasia, terus dikasih motivasi lagi.
“Kamu masih sangat muda, perlu explore diri kamu, develop diri kamu, jadi jangan mudah termakan omongan, jangan langsung ditelan mentah-mentah, harus disaring, difilter. Banyak dari mereka yang sudah tua, kerjanya ngeluh aja. Nanti seiiring berjalannya waktu, kamu akan lihat ada cowok yang kelihatannya cowok, tapi mulutnya lemes, kaya cewek, suka gossip. (well, aku nggak tersindir walau aku cewek). Kamu di sini itu bukan menghabiskan waktu buat denger gossip.”
Oke, ini orang yang oke punya, setidaknya masih sejalan sama pemikiran aku.
Terus ceritanya kan aku terikat kontrak dan ada suatu aturan yang udah paten gitu. Mungkin, emang kepo banget, akhirnya aku tanya, kalau seandainya aku pindah jalur dari aturan hitam di atas putih yang sudah tertera, bagaimana? DAN, inilah bagaimana orang ini meyakinkan aku.
Believe me, satu bulan itu nggak akan cukup untuk kamu belajar di sini. Kamu harus fokus di satu hal supaya kamu dapat value. Kita juga nggak mau kamu di sini itu sia-sia, kita pingin kamu dapet sesuatu untuk kamu pelajari di sini.”
That’s all, tapi aku cukup puas. Aku nggak bilang aku punya jaminan terus merasa dijamin dan merasa dia menjamin sesuatu. Yang aku cukup puas, ada seseorang yang punya pikiran yang berbeda dari aku yang artinya mereka (pihak dari orang ini) udah punya planning dan standar yang sudah teruji dan berpengalaman, jadi aku nggak perlu khawatir.
Thanks buat daddy yang udah mendengar dan memberi masukan buat pengalaman aku yang satu ini, juga buat ibu yang udah ingetin aku bahwa tujuan aku ngelakuin ini semata-mata buat DIA.
Thanks buat dosen aku yang udah memperjuangkan aku buat ada di sini, walau nadanya sering membuat kita mengkerut dan kesannya marah-marah, tapi dosen ini yang mau dengerin curhat aku tentang pengalaman ini, secara dia juga udah banyak banget pengalamannya di tempat sejenis ini.
Thanks buat tempat ini yang sudah menerima aku yang udah merepotkan di awal, bahkan sebelum masuk aja udah bikin geger, tapi tetap menerima aku yang beler berat pas sesi wawancara dan blenger banget karena nggak bisa jawab pertanyaan dasar, juga untuk user dan semua yang seruangan, kolega makan siang bareng, walau awkward banget di awalnya, sampai sekarang masih sih, dikit.
Dan yang utama, thanks buat My Lord, Jesus Christ karena uda planning-in semua ini buat ngajarin aku pengalaman yang nggak bakal terlupakan, bakal banyak tantangan, tapi disaat yang bersamaan tetap sukacita dan mengucapk syukur.
ADIOS.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...