Ini bisa disebut cerita seram, bisa juga lucu. Atau bisa juga terlihat seram dan membuat bulu kuduk merinding, bisa juga membuat anda tersenyum kecil.
Tapi bagi saya, penulis, ini termasuk hal seram yang membuat kesal. Loh?
Cek saja...
Saya sekolah di Kemanggisan sementara rumah saya di Cengkareng. Jadi, bisa dibayangkan betapa tidak jauhnya jarak antara rumah dan sekolah karena bagi saya, sebelum lintas samudra dan masih bisa dijangkau dengan motor bebek supra x kesayangan saya itu, itu termasuk katagori tidak jauh.
Karena jarak yang tidak jauh, saya baru bangun jam 5 pagi. Seperti hawa pagi Jakarta, udaranya dingin-dingin nggak sedap, membuat bulu kuduk merindinh, entah karena yang halus-halus atau yang tak kasat mata itu(angin maksudnya).
Bangun pagi itu enak, nggak berebut wc sama penghuni rumah yang lain, jadi mandi bisa puas lama-lama. Mandi pagi setengah jam, BAB lancar kalau jam-jam segini dikeluarin.
Oke, kembali ke topik.
Saya berambut panjang hitam legam.(orang Indonesia!)
Hari itu hari Jumat, biasanya tiap pagi di sekolah ada doa pagi bersama.
Karena hal itulah saya jadi bisa menambahkan durasi membuat pulau kapuk(tapi saya nggak ngiler beneran), lumayan, nambah lima belas menit. Alhasil, saya bangunnya jam lima lewat lima belas menit.
Nah, pagi itu, nggak seperti pagi-pagi yang lain. Angin berhembus lebih kencang dan langit tampak gelap(iyalah, ini situasi jam empat pagi, menurut sumber saksi:mama).
Karena masih pagi, mama membuka pintu kamar yang langsung terhubung dengan ruang tengah dan arah ke wc.
Mama bangun sebentar dan menggedor pintu kamar belakang, saya dengan mata terpejam membuka pintu(keren kan?).
"Loh, kamu belom bangun?"
"Belom Ma, masih kepagian."
Mama lalu menutup pintu dan aku kembali tidur.
Pulang sekolah, siang-siang yang panas, suasana Jakarta memang gini, mataharinya silau banget, itu kalau di tengah lapangan gersang, saya sih di dalam rumah, jadi adem ayem aja.
Sambil menikmati kudapan sore, saya dan mama ngobrol-ngobrol.
"Ni, tadi pagi Mama lihat kamu ke wc deh."
"Yah iyalah Ma, Ani kan mau mandi berangkat sekolah."
"Tapi jam empat."
"Nggak kok."
"Loh, jadi tadi pagi siapa?"
Waktu nulis bagian ini, bulu kuduksaya merinding. Ck,ck.
Dalam kesadaran yang masih setengah, mama melihat saya ngambil handuk di belakang dan dengan cepat, wush, langsung ke wc.
Mama penasaran, ngapain putri keduanya itu subuh-subuh sudah mandi.
Anehnya, pintu wc tertutup tapi mama mencoba menggedor pintu kamar belakang langsung tanpa mengetuk pintu wc terlebih dahulu.
Dan mendapat hasil yang mengejutkan, pintu kamar yang ternyata masih terkunci, dibuka langsung oleh putri keduanya yang baru bangun, matanya aja masih nutuo gitu.
Lalu mama dengan ragu yakin ragu mendorong pintu wc yang tertutup itu.
TARA....!
Wc kosong!
Loh jadi siapa dong yang tadi mama lihat?
Putri sulung berambut pendek, anak bungsu adalah laki-laki, keponakan juga laki-laki, pembantu rambutnya cepak, putri keduanya yang berambut panjang itu, jelas-jelas masih tidur waktu kejadian itu berlangsung.
Keesokannya mama sakit.
Mendengar cerita mama, saya jadi geram.
Saya memang trendsetter banget sih, sampe 'si misterius' aja ngikutin gaya saya.
What? Rambut panjang? Gr...
Pantes aja, waktu nyisir malem-malem dicermin ngikut-ngikut nyisir.
Awas aja kalau masih ngikutin potongan rambut saya yang baru.
Jangan cuma bisa jadi follower aja dong. Ciptaan gaya sediri, kaya di konro kek, di keriting, sanggul, kepang atau bonding.
Pokoknya sebel gaya saya diikutin 'si misterius' tanpa ijin. Pembajakan hak cipta nih!
Ini masih tentang 'si misterius' itu.
Saya dapat bocoran dari sumber yang bisa dipercaya.
Katanya, 'si misterius' di rumah saya itu suka warna abu-abu. Ini sudah sangat membuktikan bahwa 'si misterius' itu follower banget tingkat teri.
Pasalnya, pintu dan pager di rumahku tuh warna abu-abu. Tuh kan bener. Mana di rumah banyak tikus di langit-langit rumah suka ngeratin kayu sampe berisik banget. Jangan-jangan, 'si misterius' itu juga niruin si tikus.
Apa 'si misteris' itu juga makan sabun seperti si tikus?
Tikus makan sabun (backsound:tikus makan sabun).
Tikus makan sabun (backsound:tikus makan sabun).
Aduh mama, sabun Lili dimakan tikus...(backsound:dimakan tikus).
Tapi bagi saya, penulis, ini termasuk hal seram yang membuat kesal. Loh?
Cek saja...
Saya sekolah di Kemanggisan sementara rumah saya di Cengkareng. Jadi, bisa dibayangkan betapa tidak jauhnya jarak antara rumah dan sekolah karena bagi saya, sebelum lintas samudra dan masih bisa dijangkau dengan motor bebek supra x kesayangan saya itu, itu termasuk katagori tidak jauh.
Karena jarak yang tidak jauh, saya baru bangun jam 5 pagi. Seperti hawa pagi Jakarta, udaranya dingin-dingin nggak sedap, membuat bulu kuduk merindinh, entah karena yang halus-halus atau yang tak kasat mata itu(angin maksudnya).
Bangun pagi itu enak, nggak berebut wc sama penghuni rumah yang lain, jadi mandi bisa puas lama-lama. Mandi pagi setengah jam, BAB lancar kalau jam-jam segini dikeluarin.
Oke, kembali ke topik.
Saya berambut panjang hitam legam.(orang Indonesia!)
Hari itu hari Jumat, biasanya tiap pagi di sekolah ada doa pagi bersama.
Karena hal itulah saya jadi bisa menambahkan durasi membuat pulau kapuk(tapi saya nggak ngiler beneran), lumayan, nambah lima belas menit. Alhasil, saya bangunnya jam lima lewat lima belas menit.
Nah, pagi itu, nggak seperti pagi-pagi yang lain. Angin berhembus lebih kencang dan langit tampak gelap(iyalah, ini situasi jam empat pagi, menurut sumber saksi:mama).
Karena masih pagi, mama membuka pintu kamar yang langsung terhubung dengan ruang tengah dan arah ke wc.
Mama bangun sebentar dan menggedor pintu kamar belakang, saya dengan mata terpejam membuka pintu(keren kan?).
"Loh, kamu belom bangun?"
"Belom Ma, masih kepagian."
Mama lalu menutup pintu dan aku kembali tidur.
Pulang sekolah, siang-siang yang panas, suasana Jakarta memang gini, mataharinya silau banget, itu kalau di tengah lapangan gersang, saya sih di dalam rumah, jadi adem ayem aja.
Sambil menikmati kudapan sore, saya dan mama ngobrol-ngobrol.
"Ni, tadi pagi Mama lihat kamu ke wc deh."
"Yah iyalah Ma, Ani kan mau mandi berangkat sekolah."
"Tapi jam empat."
"Nggak kok."
"Loh, jadi tadi pagi siapa?"
Waktu nulis bagian ini, bulu kuduksaya merinding. Ck,ck.
Dalam kesadaran yang masih setengah, mama melihat saya ngambil handuk di belakang dan dengan cepat, wush, langsung ke wc.
Mama penasaran, ngapain putri keduanya itu subuh-subuh sudah mandi.
Anehnya, pintu wc tertutup tapi mama mencoba menggedor pintu kamar belakang langsung tanpa mengetuk pintu wc terlebih dahulu.
Dan mendapat hasil yang mengejutkan, pintu kamar yang ternyata masih terkunci, dibuka langsung oleh putri keduanya yang baru bangun, matanya aja masih nutuo gitu.
Lalu mama dengan ragu yakin ragu mendorong pintu wc yang tertutup itu.
TARA....!
Wc kosong!
Loh jadi siapa dong yang tadi mama lihat?
Putri sulung berambut pendek, anak bungsu adalah laki-laki, keponakan juga laki-laki, pembantu rambutnya cepak, putri keduanya yang berambut panjang itu, jelas-jelas masih tidur waktu kejadian itu berlangsung.
Keesokannya mama sakit.
Mendengar cerita mama, saya jadi geram.
Saya memang trendsetter banget sih, sampe 'si misterius' aja ngikutin gaya saya.
What? Rambut panjang? Gr...
Pantes aja, waktu nyisir malem-malem dicermin ngikut-ngikut nyisir.
Awas aja kalau masih ngikutin potongan rambut saya yang baru.
Jangan cuma bisa jadi follower aja dong. Ciptaan gaya sediri, kaya di konro kek, di keriting, sanggul, kepang atau bonding.
Pokoknya sebel gaya saya diikutin 'si misterius' tanpa ijin. Pembajakan hak cipta nih!
Ini masih tentang 'si misterius' itu.
Saya dapat bocoran dari sumber yang bisa dipercaya.
Katanya, 'si misterius' di rumah saya itu suka warna abu-abu. Ini sudah sangat membuktikan bahwa 'si misterius' itu follower banget tingkat teri.
Pasalnya, pintu dan pager di rumahku tuh warna abu-abu. Tuh kan bener. Mana di rumah banyak tikus di langit-langit rumah suka ngeratin kayu sampe berisik banget. Jangan-jangan, 'si misterius' itu juga niruin si tikus.
Apa 'si misteris' itu juga makan sabun seperti si tikus?
Tikus makan sabun (backsound:tikus makan sabun).
Tikus makan sabun (backsound:tikus makan sabun).
Aduh mama, sabun Lili dimakan tikus...(backsound:dimakan tikus).
Komentar
Posting Komentar